PENELITI SEBUT PASIEN DIVAKSIN MODERNA ALAMI EFEK SAMPING PARAH

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - CORONA - VAKSIN
LOKASI INFORMASI
INTERNATIONAL - INTERNATIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
FACEBOOK
BUKTI ADUAN
VIDEO
PETUGAS CEK FAKTA
DILIHAT
174 KALI

Selasa, 02 Februari 2021

PENELITI SEBUT PASIEN DIVAKSIN MODERNA ALAMI EFEK SAMPING PARAH


Beredar sebuah rekaman video peneliti biomedis James Lyons-Weiler yang mengatakan vaksin corona Moderna berbahaya. Dalam video itu, James mengungkapkan pasien yang disuntik vaksin Moderna mengalami efek samping yang parah. 


CEK FAKTA: Dikutip dari AFP, Direktur Eksekutif Pusat Vaksin Universitas John Hopkins, William Moss, menegaskan hal itu salah. Selain itu, Moss mengatakan, data efek samping vaksin corona dilaporkan ke Komite Penasihat Produk Biologi. 


Moss menambahkan, hasil tersebut kemudian akan menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin (UEA). Izin tersebut biasanya dikeluarkan oleh Badan POM di negara setempat. 


“Untuk vaksin Pfizer dan Moderna, efek samping reaktogenik ini ringan hingga sedang, terjadi hingga dua hari setelah vaksinasi, dan tidak memiliki konsekuensi jangka panjang,” ujar Moss kepada AFP.


Di Amerika Serikat, vaksin Moderna telah diizinkan penggunaannya per 19 Desember 2020. Moderna melaporkan, hanya 82 orang atau 0,5 persen dari pasien percobaan dari 15.184, mengalami efek samping, dengan hanya lima, atau kurang dari 0,1 persen, ditautkan ke vaksin. 


“Reaksi yang parah -termasuk penyakit yang parah setelah vaksinasi baik terkait dengan vaksin maupun tidak- terjadi pada kurang dari lima persen penerima vaksin,” tambahnya.


Jadi, klaim peneliti yang menyebutkan 21 persen pasien vaksin Moderna mengalami efek samping parah merupakan hoaks. 


KESIMPULAN: Informasi ini jenis hoaks misleading content.


RUJUKAN: 
https://bit.ly/3cw63ct
http://bit.ly/3cvwj6K